Foto 1: Sosok Dr Dino Patti Djalal. Sumber: Ciarciar.com |
Diplomat
merupakan pekerjaan yang tak semudah apa yang dikira. Seorang
diplomat harus mampu menjembatani hubungan bilateral dengan beberapa
Negara sekaligus. Siapa saja yang menjadi seorang diplomat harus
mampu mewakili negara dimana mereka berasal di dalam suatu
pemerintahan asing yang berdaulat. Bukan urusan gampang untuk menjadi
diplomat.Terdapat beberapa syarat mutlak yang harus untuk menjadi
seorang diplomat, mulai dari seleksi administrasi hingga beberapa tes
kemampuan.
Terdapat
beberapa sosok diplomat yang disegani, salah satunya ialah Dr Dino
Patti Djalal. Pemikirannya yang cerdas, lugas dan tegas, membawanya
menjadi seorang Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Lahir
dari keluarga diplomatik pada 10 September 1965 di Beograd,
Yugoslavia, membuat sosok Dino terbiasa dengan kehidupan diplomatik.
Ayahnya, Profesor Hasyim Djalal merupakan Duta Besar Indonesia untuk
Kanada dan Jerman, selain itu, beliau menjadi pakar kelautan dengan
berbagai inovasi kelautan di Indonesia.
Sebelum
menjadi seorang Duta Besar, Dino –panggilan akrab Dino Patti
Djalal– memiliki kisah dibalik kesuksesannya kini. Dino kecil
termasuk golongan anak yang tak kompetitif.Saat sekolah ia selalu
ingin cepat pulang, agar dapat bermain kelereng dengan temannya.
Melihat dari perkembangan Dino kecil yang tak kunjung berkembang,
orang tuanya pun memutuskan untuk memasukkannya ke dalam sekolah
khusus. Dari sinilah ia belajar akan pentingnya kompetisi dalam
kehidupan, membuatnya menjadi nomor satu.
Di
masa muda, Dino telah makan manis-pahitnya kehidupan. Ia pernah
menjadi tukang cuci piring di kantor yang kini ia tempati –KBRI
Washington– . Hingga suatu saat ia menemukan semangat baru yang
membuatnya tertarik ilmu politik dan diplomasi. Semangat tersebut
didapatkannya dari sebuah buku kumpula pidato Bung Karno yang
ditemukannya di Gudang, dimana ia juga pernah menjadi pekerja gudang
di KBRI.
Ia
mendapatkan gelar S-1 di Universitas Carleton, gelar M.A dari
Universitas Simon Frazer di Kanada hingga meraih gelar doktor bidang
hubungan internasional di London School of Economics and Politic
Science.
Menapaki
karir diplomasi dimulai dari tahun 1987 saat terjun dalam Departemen
Luar Negeri dengan beberapa penugasan penting pernah diemban,
diantaranya Jubir Satgas P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor
Timur), hingga sebagai Direktur Urusan Amerika Utara dan Amerika
Tengah, sebelum akhirnya bersama Andi Mallarangeng kemudian ditunjuk
sebagai jubir Presiden ketika Susilo Bambang Yudhoyono menjadi
presiden Indonesia.
Banyak
sekali ide, gagasan dan konsep yang ditelorkan oleh Dino Patti Djalal
ini. Bekerja sama dengan Robert Scher dari Pentagon, ia berhasil
menjadi conceptor “US-Indonesia Security Dialog”, dialog yang
dimulai 4 tahun sebelum hubungan kemiliteran antar Indonesia-Amerika
Serikat yan normal pada tahun 2005.
![]() |
Foto 2: Dino Patti Djalal beserta keluarga berfoto bersama Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Sumber: Embassy of Republic Indonesia Washington D.C. |
Menjadi
conceptor Kehutanan-11, conceptor President Visitor's Program, salah
satu arsitek Global Inter-Media Dialog dan masih banyak lagi. Tak
diragukan lagi kualitas dari seorang Dino Patti Djalal. Tak hanya
fokus dalam dunia diplomasi, ia juga menjadi seorang penulis pidato
handal dengan nuansa baru dalam gaya dan nada
pidato Presiden internasional. Tak salah bila kita menganggap Dino
Patti Djalal sebagai sosok pembawa perubahan bagi Indonesia.
Dino
juga dikenal sebagai pemuda aktivis, akademisi sekaligus penulis best
seller nasional. Tercatat lima buku sudah ia tulis sepanjang kurun
waktu 1996-2009, diantaranya: Para geopolitik maritim di Indonesia
kebijakan teritorial (Jakarta: CSIS, 1996)Transformasi Indonesia
(Jakarta: Gramedia, 2005)Indonesia Unggul (Jakarta: Gramedia,
2008)Harus Bisa! (Jakarta: Merah Putih, 2008)Energi Positif (Jakarta:
Merah Putih, 2009).
Gagasannya
yang bertajuk “Nasionalisme Unggul” kini hangat diperbicangkan.
Terlebih lagi ia menjadi peserta konvensi capres Demokrat. Berbeda
dengan peserta lainnya, Dino Patti Djalal tidak sebegitu mementingkan
pencintraan publik agar memilihnya sebagai calon presiden. Ia
bersikukuh untuk mempertahankan paham idealismenya, guna menarik
simpati rakyat. Menurutnya, Nasionalisme Unggul adalah
semangat, etos hidup, karakter, sekaligus resep sukses yang Dino
percaya dapat mendorong Indonesia mewujudkan impiannya menjadi
raksasa Asia.
Dino
Patti Djalal merupakan satu diantar banyaknya tokoh di Indonesia yang
terus mencurahkan tenaganya dalam membangun bangsa yang lebih baik
kedepannya. Tak hanya menjadi omongan belaka bahwa Indonesia
merupakan negara yang kaya –kaya
sumber daya alam dan khazanah budaya–, namun masih terdapat
kekurangan yang harus dibenahi dan terus ditingkatkan. Semoga di
kemudian hari masih banyak tokoh idealis dengan pemikiran yang kritis
dan logis seperti sosok Dino ini, menjadi panutan bangsa di kancah
nasional maupun internasional.
Ia
pun aktif dalam berbagai media sosial guna menyuarakan pesan positif
dan inspiratif bagi rakyat Indonesia agar berbenah diri. Sebagai
penutup, penulis mengutip pernyataan Dino Patti Djalal yan berbunyi:
Rasa Percaya diri yang paling penting adalah percaya diri dalam mengambil sikap dan mengutarakan pandangan. Seorang pemimpin harus “intellectual macho”, punya kejantanan intelektual, yang berarti dia tidak takut dengan argumentasi orang, namun lebih penting lagi, tidak takut dengan argumentasi diri sendiri.
Baca juga : "Merekonstruksi Jati Diri Bangsa Indonesia"
Referensi :
-
"Kisah Dino Patti Djalal, dari Pencuci Piring Hingga Dubes RI". Detik News. Diakses 2014-02-28.
- "Dino Patti Djalal". Wikipedia. Diakses 2014-02-28.
- "Tentang Dr Dino Patti Djalal". Official website Dino Patti Djalal. Diakses 2014-02-28.
- "Kutipan Inspiratif Dino Patti Djalal". Ciarciar.com. Diakses 2014-02-28.
- "Dino Patti Djalal Kecil Hampir Tak Naik Kelas, Pemurung dan Tak Kompetitif". Tribunnews.com. Diakses 2014-02-28.
udah bagus tapi tema sama judulnya dibuat yg lebih menarik dan ga mainstream ya gaan biar yg ngeliat tertarik mbaca. over all good
BalasHapusseorang diplomat itu keren,,aku pun pengen jadi diplomat,,tapi cuma sekedar pengen :)
BalasHapussama mbak.. saya juga dulu kepengen...
Hapustapi lebih enak gini ya.. ngulik di balik komputer...
Iya enakan ngulik dibalik Laptop
Hapussalaaam...sebagai junior Pak DPD di Kemlu, I really enjoy your writing here :)...mudah-mudahan makin banyak perubahan yang bisa dilakukan oleh kita semua..
BalasHapusaaaaaaaaaaaaah gue fans berat pak dino patti jalal
BalasHapusMudah-mudahan bapak sehat terussss Amiiiiiiiiiiinnnnnnn
BalasHapus