Jumat, 06 Maret 2015

Sinergi Pemuda Membangun Bangsa

Ilustrasi 1 : Potret generasi penerus bangsa Indonesia. (Dokumen Pribadi)

Jika suatu bangsa diibaratkan sebuah bangunan, pasti terdapat pilar-pilar yang akan menyokong bangunan tersebut agar tak roboh. Pilar-pilar yang dimaksud ialah: pemuda. Tanpa kita sadari peran serta pemuda dalam pembangunan bangsa telah lama tercetus.

Jauh sebelum Proklamasi diikrarkan, telah banyak gerakan nasional yang dilakukan oleh para pemuda. Perkembangan pergerakan pemuda telah ada sejak tahun 1908 hingga sekarang, diantaranya saat Kebangkitan Nasional pada tahun 1908; Ikrar Sumpah Pemuda pada tahun 1928; Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945; Aksi Tritura pada tahun 1966; dan periode 1967 hingga 1998 pada masa orde Baru. Hal ini diakibatkan pada masa tersebut, para pemudanya masih berfikir secara rasional dan berpandangan ke depan.

Berbeda dengan pemuda jaman sekarang. Mereka cenderung acuh terhadap isu sosial yang berkembang di sekitarnya serta lebih memikirkan pada kesenangan diri sendiri dan kelompoknya. Pelbagai permasalahan pun timbul pada kehidupan pemuda saat ini, mereka mulai tergoda dengan kenakalan remaja, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, hingga kemajuan teknologi yang kian menunjang kehidupan mereka justru disalahgunakan. Misalnya saja, kini internet digunakan untuk membuka konten terlarang yang tidak sesuai dengan umur mereka.

Akankah pemuda akan terus terjerumus dalam jurang nestapa mengingat peran penting pemuda yang sebenarnya sebagai generasi penerus bangsa. Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, pernah mengatakan:

“Generasi kita sekarang harus berani, sama beraninya dengan pejuang kemerdekaan tahun 1945, dulu. Tapi definisi “keberanian” di era kita sudah banyak berubah. Kini keberanian kita bukan lagi dalam bentuk melawan penjajah dengan bambu runcing, namun keberanian dalam mendorong perubahan, mendobrak dengan cara baru, mengambil risiko, merebut peluang, keberanian berinovasi, dan bersaing. Disini, saya melihat masih ada kantong-kantong masyarakat yang masih belum “berani”, padahal keberanian seperti inilah yang menentukan keunggulan.” (Nasionalisme Unggul: Bukan Hanya Slogan, 2014)

Sepaham dengan pemikiran Dino Patti Djalal, kini saatnya bangsa Indonesia untuk mengobarkan kembali semangat berapi-berapi para pemuda yang penuh “keberanian”. Maka, diperlukan suatu terobosan baru guna meningkatkan “keberanian” pemuda jaman sekarang.

Disini penulis beropini bahwasannya untuk membangkitkan sinergi pemuda perlu diterapkannya konsep “3M Unggul” yang meliputi: Menciptakan Pemuda Unggul; Menampung Pemuda Unggul; dan yang terakhir Menyebarluaskan Pemuda Unggul. Dari ketiga unsur tersebut masing-masing akan dikombinasikan dengan satu "M" lagi, yakni Mensyukuri Kebangsaan. Dengan tujuan apa saja yang dilakukan oleh pemuda tersebut akan tidak lepas dari rasa nasionalisme, cinta tanah air. Sebagai warga yang baik kan kita harus terus memupuk rasa nasionalisme agar tak padam oleh waktu. Termasuk juga, mensyukuri kebangsaan agar kita tak terlena saat berada di puncak keemasan dan kembali tersadar dimana bumi tempat kita berasal, Indonesia.

Ilustrasi 2. Menciptakan generasi pemuda unggul. (Sumber: Blogger)

Menciptakan Pemuda Unggul

Langkah pertama yang perlu ditempuh ialah dengan menciptakan pemuda unggul. Menurut data statistik BPS, pada tahun 2013 jumlah pemuda mencapai 62,6 juta orang atau berkisar 25 persen dari proprosi penduduk secara keseluruhan. Jumlah yang sangat fantatis ini sangatlah disayangkan bilamana kita tidak dapat mengolah potensi tersebut untuk menciptakan generasi pemuda yang unggul.

Penciptaan pemuda unggul dapat dilakukan melalui pendidikan berkarakter dengan landasan 4 pilar kebangsaan yang ada di Indonesia ini –Pancasila; UUD 1945; NKRI; Bhineka Tunggal Ika. Pendidikan berkarakter ini dimaksudkan untuk menciptakan generasi yang mau dan mampu bersaing menjadi lebih baik, sehingga menghasilkan benih-benih yang berpotensi lebih maju.

Bercemin pada Pancasila, para pemuda diharapkan mampu menerapkan konsep dasar negara dan pandangan hidup bangsa dengan baik. Selanjutnya, penciptaan pemuda yang mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai yang tercantum pada landasan hukum negara, UUD 1945.

Konsep pendidikan yang dikemas untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia guna memberikan wawasan dan pengetahuan yang pada akhirnya dapat mewujdukan suatu sikap dan perilaku bela negara yang dilandasai wawasan kebangsaan. Dan yang terakhir dengan menerapkan konsep yang berlandaskan pada sikap persatuan dan kesatuan bangsa guna merekatkan keberagaman agama, suku, etnis, dan budaya yang ada di Indonesia sejalan dengan semboyan bangsa kita, Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu tujuan.

Adanya pendidikan berkarakter berbasis 4 pilar kebangsaan juga dapat membantuk pemuda dalam memahami kebaikan, mencintai kebaikan, dan menjalankan kebaikan –know the good, love the good, and do the good.

Untuk mewujudkan pendidikan berkarakter ini diperlukan suatu sistem yang terstruktur dan sistematis agar tidak terjadi ketimpang tindihan sistem yang justru merugikan para pemuda yang akan menerima pendidikan ini. Alih-alih akan menelorkan pemuda unggul berkarakter malah akan menghasilkan pemuda yang tidak memiliki bibit yang bagus.

Pemerataan pendidikan pun tak kalah penting mengingat Indonesia yang begitu luas, agar semua pemuda di Indonesia dapat mengenyam pendidikan yang setara. Ditambahkan pula kurikulum tambahan yang sesuai dengan keadaan setempat, seperti para pemuda yang hidup di lingkungan pertanian perlu ditambahkan kurikulum berbasis pertanian atau mereka yang tinggal di pesisir ditambahkan kurikulum berbasis kelautan.
Ini semua dilakukan semata-mata guna menciptakan generasi pemuda yang mampu menjadi agen perubahan, kontrol sosial, serta memiliki kekuatan moral –agent of change; social of control; and moral force.

Menampung Pemuda Unggul

Selanjutnya selain menciptakan pemuda unggul dibutuhkan juga menampung pemuda unggul. Dalam artian disini para pemuda yang memiliki potensi bakat dan minat akan diberikan suatu wadah khusus untuk dibina lebih lanjut. Baik mereka yang berpotensi di bidang akademis dan non-akademis. Melalui penampungan akan di dapatkan generasi pemuda yang berprestasi sesuai potensi yang dimilikinya.

Sekarang banyak pemuda berpotensi dan berprestasi di Indonesia yang melenggang ke luar negeri karena disana mereka lebih diakui. Disini peribahasa “Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri” sangatlah terasa. Banyak dari mereka yang merasa mereka tidak dianggap oleh negaranya sendiri.

Kita pasti telah mengenal beberapa sosok anak bangsa yang mampu menciptakan sebuah gagasan yang menggugah mata dunia. Misalnya, Prof. Dr. Ing BJ Habibie yang mampu membuat 46 paten di bidang aeronautika, Prof. Dr. Eng. Khoirul Anwar dengan patennya di bidang sistem 4G, atau Dr. Warsito Purwo Taruno dengan teknologi pemindai 4 dimensi pertama di dunia, dan masih banyak lagi para anak bangsa unggulan yang diakui dunia.

Ilustrasi 3: Muhammad Yasya, salah satu pemuda berprestasi Indonesia . (Sumber: KreasiPemuda)

Belum lagi, kisah para pelajar yang mampu berprestasi di kanca nasional dan internasional melalui beberapa kompetisi yang diikutinya. Atau saat bendera merah putih dikibarkan berpadu dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang saat  pemberian medali pesta olahraga.

Ini membuktikan eksistensi pemuda Indonesia masih menonjol terlepas dari permasalahan yang menyelimuti. Terlebih lagi, bila konsep penampungan potensi pemuda ini dikemas secara lebih baik kembali. Maka tak pelak semakin banyak pemuda yang semakin berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. Pasti peribahasa "Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri" akan berlaku.

Menyebarluaskan Pemuda Unggul

Bak benih buah yang berbuah, pemuda sangat berperan penting dalam menularkan wawasan dan pengetahuan yang telah dimilikinya kepada sesama. Para pemuda ini disiapkan untuk misi menyebarkan “virus Indonesia unggul” ke beberapa pelosok daerah yang jauh dari rangkulan pemerintah.

Mereka dikirim ke beberapa daerah di Indonesia untuk menyebarkan potensi dan keilmuan yang dimilikinya ke masyarakat Indonesia lainnya agar tidak tercipta kesenjangan dalam pembangunan nasional. Dan kembali ke konsep pertama, mencetak pemuda unggul. Disini para pemuda diharapkan mampu menciptakan generasi unggul lainnya agar siklus “3M Unggul” ini tetap berputar dan menghasilkan generasi unggul.

Dewasa ini, kita patut berbangga hati dengan kian maraknya gerakan positif kepemudaan yang rela menerobos pedalaman Indonesia untuk memberikan pendidikan. Program Indonesia Mengajar, misalnya. Ada juga pemuda yang menyebarluaskan pesan cinta lingkungan kepada sesama. Seperti yang dilakukan oleh Tunas Hijau Indonesia. Irfan Amalee yang fokus membina anak-anak untuk saling menghargai sesamnya, menciptakan kedamaian Indonesia melalui Peace Generation yang dibuatnya.

Atau Zaini Alif dengan Komunitas Hong-nya yang berusaha melestarikan keanekaragaman permainan tradisional yang dimiliki Indonesia. Indonesian Future Leader yang berusaha membentuk pemimpi masa depan. Dan masih banyak pergerakan pemuda yang berusaha untuk membangun bangsa ini secara lebih. Sebagai contoh lagi, Indonesia Menyala, Akademi Berbagi, Sahabat Pulau, Save Street Child, dan masih banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Ilustrasi 4: Semangat kepemudaan. (Sumber: Antara)

Ayo Pemuda, Bisa!

Peran serta seluruh masyarakat Indonesia sangat penting keberadaannya guna menyokong realisasi dari konsep “3M Unggul” ini. Mengingat pada tahun 2015 ini, bangsa Indonesia dihadapi dengan adanya ASEAN Economy Community (AEC) yang dimana merupakan program bagi negara-negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya perdagangan agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah untuk mewujudkan sebuah single market. Sebagi contoh, menerapkan penghapusan bea masuk (free trade area). Ini merupakan peluang bagi bangsa Indonesia untuk memperbaiki dan menambah kualitas dari segala yang ada di dalamnya, baik pemanfaatan sumber daya alam dan keahlian sumber daya manusianya agar tak kalah bersaing di negeri sendiri.

Indonesia juga akan diuntungkan dengan adanya demografi penduduk. Yakni, peningkatan usia produktif (15-34 tahun) dari dampak evolusi kependudukan yang ada di dalamnya. Serta, proyeksi Indonesia pada tahun 2030 akan menjadi negara maju oleh beberapa ahli. Ini semua menjadi tantangan tersendiri bagi pemuda Indonesia, mempadupadankan semangat juang ’45 dengan perkembangan hidup di era modernisasi ini.

Dan yang paling terpenting ialah bagaimana mengubah pola pikiran muda jaman sekarang yang moralnya mulai terdegadrasi. Bersama kita kembangkan potensi pemuda yang ada ini, tumbuhkan semangat cinta tanah air agar apa yang mereka lakukan semua untuk Indonesia. Dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat.

Sebagai renungan, mengutip dari pidato pada saat HUT Proklamasi tahun 1964 yang disampaikan oleh bapak pendiri Indonesia, Bung Karno, dimana beliau pernah mengatakan:

“Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya.”

Sekarang, saatnya bagi kita generasi penerus bangsa untuk bersama-sama melangkah dalam merubah nasib bangsa kita kedepannya. Kita patut mensyukuri kebangsaan yang telah kita miliki ini. Kita tidak akan mau bila negeri ini dijajah oleh rakyatnya sendiri. Mari kelola dengan baik kekayaan yang ada di Indonesia, baik sumber daya alam dan manusianya. Kita jaga dan kita kawal pelestariannya. Janganlah sampai semakin lama waktu berputar semakin miris perilaku pemuda Indonesia. Mari saatnya kita menyatukan visi dan misi guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dengan berlandaskan 4 pilar kebangsaan Indonesia. Saatnya yang muda, bergerak! Apa lagi yang kita tunggu?

Patutlah berbangga menjadi Warga Negara Indonesia dengan segala keberagaman yang melingkupi di dalamnya. Apapun yang kau minta tersedia. Kini saatnya untuk kalian, pemuda Indonesia, untuk berkontribusi aktif bagi Indonesia. Bersama kita tegaskan cita-cita akan adanya "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia".

Bangkitkan Sinergi Pemuda Membangun Bangsa....
Salam pemuda! Semangat perubahan!

 Berikut video seputar perjuangan pemuda Indonesia:


Sumber: Youtube


 
Surabaya, 6 Maret 2015
Muhammad Fathur Rosiy –17 tahun, pelajar semester 6 bidang kejuruan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 5 Surabaya–

Tulisan ini dibuat dengan tujuan mengikuti kompetisi blog "Catatan Cinta Kebangsaan". Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.

Referensi :
1. "Potensi Indonesia dalam Mneghadapi MEA 2015",  Smart Planter's Blog. Diakes 2015-03-06.
2. "PENTINGNYA PERAN PEMUDA DAN MAHASISWA TERHADAP KEMAJUAN BANGSA", Aries Sulistya's Blog. Diakses 2015-03-06.
3. "PERAN PEMUDA dalam PEMBANGUNAN NASIONAL", dnur801's Blog. Diakses 2015-03-06.